Sabtu, 13 Maret 2010

Teknologi Notebook

laptop
Salah satu bentuk PC adalah laptop, atau akan lebih dikenal sebagai notebook di kalangan penggunanya. Termasuk juga di kalangan penjual, baik baru maupun bekasnya. Sebagai bukti nyatanya, coba perhatikan situs-situs produsen, penjual online, atau bahkan penjual produk bekasnya. Kebanyakan lebih menggunakan kata notebook ketimbang laptop. Tapi apalah arti sebuah nama, selama kesepakatan publik masih mengacu pada benda yang sama. Maka pada kesempatan kali ini pun, akan lebih sering disebut sebagai notebook.
Jika definisi notebook yang Anda ketahui adalah sebuah buku catatan, sebetulnya ini pun bukan sebuah kesalahan. Karena istilah PC laptop atau yang lebih dikenal sebagai notebook pun juga mengacu pada notebook kertas itu sendiri. Ketika ukuran laptop sudah mulai makin ringkas, dan hampir setara mendekati ukuran sebuah buku catatan, maka laptop pun lebih dikenal sebagai notebook.

Bagian-bagian Notebook
1. CPU
Untuk produk terkini, pilihan processor cukup banyak. Beberapa yang cukup po puler digunakan pada notebook PC, mulai dari jajaran Intel Pentium M (with Centrino technology), Celeron M, Intel Core; dan AMD (Athlon, Turion64, dan Sempron).
Perbedaan utama processor mobile dengan processor desktop adalah pada fasilitas power management. Intel memiliki Enhanced Intel SpeedStep Technology yang digunakan pada Intel Pentium M Processor, dan kemudian dikembangkan dengan Enhanced Deeper Sleep dan Dynamic Power Coordination pada jajaran Intel Core Processor terbaru. Sedangkan, AMD dengan PowerNow! Technology. Keduanya dengan tujuan utama yang sama. Memperpanjang daya tahan baterai sekaligus mengurangi panas yang dihasilkan processor, sehingga pengguna mobile computing dapat beraktivitas lebih lama dengan notebooknya, hanya mengandalkan catuan daya baterai. Menyesuaikan FSB dan clock ratio dengan beban kerja. Fitur inilah yang menyebabkan anggapan kebanyakan processor mobile memiliki kinerja yang lebih rendah dibanding processor desktop. Beberapa produsen mobile computing, sempat menerapkan penggunaan processor dekstop demi mengejar kinerjanya untuk mendekati desktop PC. Borosnya dayayang dibutuhkan, dan masalah panas, menyebabkannya tidak mungkin dikemas dalam ukuran sangat ringkas. Kebanyakan digunakan pada desktop replacement.
2. RAM
Ukurannya yang lebih ringkas, menjadi salah satu alasan. Selain tegangan catuan daya yang lebih rendah, dengan tujuan meminimalkan panas yang dihasilkan saat beroperasi.
Jumlah RAM maksimal yang terinstal akan sangat tergantung pada chipset yang digunakan. Namun setidaknya, kebanyakan notebook akan menyediakan 2 slot DIMM untuk kemungkinan upgrade.



3. Input Device
Kebanyakan keyboard pada notebook lebih ringkas dibandingkan keyboard yang sering digunakan pada desktop. Dengan menghilangkan number keypad, mengurangi tempat yang dibutuhkan. Kebanyakan keyboard notebook masih memiliki ukuran tombol yang sama dengan keyboard biasa. Sebab dengan mengecilkan ukuran setiap tombolnya, akan diperlukan adaptasi bagi penggunanya, belum lagi masalah ergonomic untuk penggunaan jangka panjang.

4. Harddisk
Berbeda dengan desktop PC, yang menggunakan harddisk berukuran 3,5 inci. Notebook menggunakan harddisk 2,5 inci dengan ketebalan yang jauh lebih tipis.
Seperti juga processor, harddisk notebook didesain dengan tujuan utama efisiensi catuan daya. Dan memang memiliki kinerja yang masih dibawah harddisk desktop. Salah satunya dengan mengurangi kecepatan spindle dibanding harddisk desktop. Ini juga bertujuan mengurangi panas yang dihasilkan oleh harddisk pada notebook.
Ref: http://subari.blogspot.com/2008/03/konsep-cbb-pada-notebook.html

Sejarah laptop

Sebelum laptop secara teknik diperkenalkan, ide tentang komputer yang mudah dipindahkan telah dikemukakan oleh Alan Kay. Hal ini terlihat pada konsep Dynabook yang dikembangkan oleh Xerox PARC (Palo Alto Research Centre) pada awal tahun 1970-an. Konsep ini merupakan pengembangan dari prototype Alto yang juga dilakukan oleh Xerox PARC.

Komputer portable pertama yang dipasarkan secara komersial adalah Osborne 1, yang dikembangkan pada tahun 1981. komputer ini merupakan komputer pertama yang dapat dibawa kemana saja walaupun saat menggunakannya kita harus menghubungkannya dengan listrik rumah. Dengan layar CRT yang tipis berukuran 5” dan berat 23,5 pound (12 kg), komputer ini menggunakan CP/M Operating System dan dilengkapi dengan CPU 4 MHz Z80, memory utama 65 kilobyte, dan floppy disk drive.

Pada 1983 Compaq mengeluarkan produk pertamanya yang juga cukup sukses, yaitu Compaq Portable. Produk ini merupakan komputer kloning IBM, karena pada saat itu IBM merupakan program standar untuk semua komputer. Komputer ini lebih mudah dibawa jika dibandingkan dengan Osborne 1 karena lebih ringan. Sistim operasi yang digunakan sama dengan Osborne 1, yaitu CP/M OS. Selain itu komputer ini juga menjalankan program Ms-DOS.

Komputer lain yang juga dikeluarkan pada tahun ini adalah Epson HX-20. Produk ini sebenarnya mulai dikembangkan pada tahun 1981, namun peluncurannya baru dilaksanakan pada tahun 1983. Komputer yang masuk dalam kategori handheld computer ini menggunakan keyboard penuh dengan 68 kunci, baterai nickel cadmium (NiCD) yang dapat diisi ulang, layar LCD dot-matrix dengan resolusi 120 x 32 pixel. Layar ini mampu menampilkan 4 baris kalimat dengan masing-masing baris berisi 20 karakter. Selain itu juga terdapat Ms-BASIC dan RAM sebesar 16 kibibyte yang dapat diperbesar menjadi 32 kibibyte.
Keberadaan laptop yang dapat diperdebatkan dimulai dengan peluncuran GRID Compas 1101 pada bulan April 1982. Komputer ini di disain oleh Bill Moggridge dari British Industrial pada tahun 1979. Bahan yang digunakan untuk membuatnya adalah campuran magnesium dengan mengambil model kulit kerang (Clamshell). Dengan model ini komputer dapat ditutup dengan posisi layar berada di atas dan berhadapan dengan keyboard.
Laptop ini menggunakan prosesor Intel 8086, layar electroluminescent (CGA) dengan resolusi 320 x 200 pixel, dan bubble memory sebesar 384 kilobyte. Selain itu juga menggunakan modem dengan kecepatan 1200 bit per detik. Hardrive dan floppy disk dihubungkan dengan menggunakan 488 I/O (dikenal dengan istilah GPIB = General Purpose Instrumental Bus). Sistem operasi yang digunakan adalah GRID-OS.
Komputer yang dikeluarkan oleh GRID System Corp. ini, selama tahun 1980-an digunakan oleh NASA dan tentara AS. Pada tahun 1988 GRIDD System Corp. diambil alih oleh Tandy Corporation (RadioShack).

Pada tahun 1983 dikeluarkan komputer baru yang baru terjual sekitar tahun 1984, yaitu Sharp PC-500 dan Gavilan SC. Gavilan adalah komputer portabel pertama yang menggunakan nama ‘laptop’. Kedua komputer ini menggunakan model yang sama dengan GRID Compass, yaitu model kulit kerang. Selain itu keduanya juga menggunakan layar LCD dan dapat dihubungkan dengan printer optional.

Pada tahun 1983 juga diluncurkan sebuah komputer yang mampu melakukan penjualan terbanyak untuk pertama kalinya sepanjang sejarah laptop, yaitu Kyocera Kyotronic 85. Laptop ini dengan cepat dilisensi oleh Tandy Corp., Olivetti, dan NEC. Mereka melihat komputer ini mempunyai potensi yang besar untuk sukses seperti halnya TRS-80 Model 100 (atau Tandy 100), Olivetti M-10, NEC PC-8201.

Mesin ini dioperasikan dengan menggunakan baterai AA standar. Tandy melengkapinya dengan program BASIC, teks editor, dan program terminal, yang disediakan oleh Microsoft dan ditulis langsung oleh Bill Gates. Selain itu diaplikasikan juga layar LCD tiltable dengan 8 x 40 karakter dan internal modem.
Dilihat dari segi kemudahan dalam membawanya, daya tahan baterai dan pemakaian yang lama, serta harganya yang murah, komputer ini menjadi favorit para wartawan. Berat laptop ini tidak lebih dari 2 kg, dengan dimensi 30 x 21.5 x 4.5 cm (12” x 8.5” x 1.75”).Selain itu laptop ini menggunakan RAM sebesar 8 KiB yang bisa dinaikkan menjadi 24 KiB, dan prosesor 3 MHz.

Pada tanggal 3 April 1986 IBM meluncurkan laptopnya yang pertama dengan tujuan komersial, yaitu IBM PC Convertible. Laptop ini dilengkapi dengan 3.5” floppy disk drive yang merupakan perangkat standar. Prosesor yang digunakan adalah Intel 80c88, yang merupakan versi CMOS dari Intel 8088, yang beroperasi pada 4.77 MHz. Di dalamnya juga terdapat RAM sebesar 256 KiB yang dapat diperbesar menjadi 512 KiB. Dengan layar LCD dan berat 13 pound, komputer ini dilengkapi dengan pegangan yang memudahkannya untuk dibawa. Laptop ini menggunakan baterai sebagai sumber tenaganya.

Paa tahun 1987 Toshiba meluncurkan dua buah produk sekaligus, yaitu T1000 dan T1200. Walaupun terbatas hanya menggunakan DOS dan sistem operasinya tersimpan pada ROM, dua model dari Toshiba ini mempunyai bentuk yang sangat kecil dan ringan sehingga muat untuk dibawa dalam tas punggung. Selain itu juga menggunakan baterai lead-acid.
Pada tahun 1987 Angkatan Udara AS menawarkan kontrak untuk membuat laptop dalam jumlah yang besar, mencapai 200.000 unit. Persaingan untuk memperebutkan kontrak ini terjadi diantara industri laptop yang besar, seperti IBM, Toshiba, Compaq, NEC, dan Zenith Data System (ZDS).

ZDS yang sebelumnya telah memenangkan perjanjian dengan IRS dengan Z-171 nya, akhirnya berhasil memenangkan kontrak tersebut dengan produknya, SupersPort. SupersPort ini dilengkapi dengan prosesor Intel 8086, dual floppy disk drive, backlit, layar LCD STN biru dan putih, dan baterai NiCD. Untuk selanjutnya prosesor yang digunakan adalah Intel 80286 dengan 20 MB hardisk. Hal ini membuat ZDS menjadi pemasok laptop terbesar selama kurun waktu 1987 – 1988.

Untuk memenuhi kontrak ini, ZDS melakukan kerjasama dengan Tottori Sanyo untuk menyediakannya. Ini adalah kerja sama untuk pertama kalinya antara sebuah merek terkenal dengan OEM (Original Equipment Manufacture) dari Asia. Selanjutnya banyak produsen komputer terkenal yang melakukan kerja sama dengan OEM dari Asia, seperti Compaq dan Citizen. Hal ini juga berakibat makin berkembangnya OEM di Asia, seperti Chicon, Acer, Quanta, Compal, Twinhead, Sanyo, Tottori Sanyo, Citizen, and Casio.
Pada tahun 1988 diluncurkan Cambridge Z88 oleh Cambridge Computer. Komputer ini didisain oleh Sir Clive Sinclair, dengan bentuk sebesar kertas A4. Komputer ini menggunakan tenaga dari baterai standar dan dilengkapi dengan basic spreadsheet, word processor, serta program untuk komunikasi. Laptop ini adalah cikal bakal pembuatan PDA.
Pada tahun 1989 dua perusahaan berbeda, NEC dan Apple Computer, meluncurkan laptopnya masing-masing, yaitu NEC Ultralit dan Apple Machintosh Portable. Nec Ultralit diluncurkan pada pertengahan tahun 1989. Laptop ini kemungkinan merupakan notebook pertama yang diproduksi oleh NEC. Laptop ini mempunyai berat tidak kurang dari 2 kg. Pada komputer ini di dalamnya telah terdapat hard drive dan RAM sebesar 2 mebibyte.
Machintosh Portable yang diluncurkan oleh Apple Computer mempunyai layar active matrix yang jernih dan baterai yang dapat bertahan dalam jangka waktu lama. Sayangnya dengan kondisi tersebut, penjualan Mac Portable tergolong jelek. Hal ini disebabkan bentuk dari Mac Portable yang kurang menarik.
Seri laptop keluaran Apple Computer, Apple Power Books, mulai diluncurkan pada tahun 1991. ini adalah standar laptop secara de facto yang terus bertahan hingga kini. Hal ini terlihat pada penempatan keyboard, tersedianya palm rest, dan trackball. Seri Power Books selanjutnya untuk pertama kalinya menggunakan layar dengan 256 warna (Power Books 165c keluaran tahun 1993), touchpad, dan perekam suara 16-bit. Selain itu juga terdapat Ethernet Network Adapter (seri Power Books 500 keluaran tahun 1994).
Musim semi tahun 1995 merupakan titik balik yang signifikan dalam sejarah komputer notebook. Pada bulan Agustus 1995, Miocrosoft memperkenalkan Windows 95. Ini adalah untuk pertama kalinya Microsoft memegang kendali penuh pada manajemen sistim operasi (operating system). Windows 95 sangat cocok untuk diaplikasikan pada prosesor Intel Pentium dan sesuai dengan ROM yang ada pada notebook.

Teknologi laptop terbaru saat ini

Gebrakan Asus dan Intel dengan laptop murahnya eee PC cukup mengagumkan, namun sesuatu yang lebih dahsyat tengah berlangsung saat pendiri lembaga nirlaba One Laptop Per Child (OLPC) , Prof. Nicholas Negroponte, mengembangkan produk sejenis yang jauh lebih murah hanya 100 dolar per unit yang kalau dikonversi ke dalam rupiah harganya kurang dari 1 juta.
Laptop yang diproduksi untuk program bantuan bagi anak-anak sekolah di negara berkembang ini mengundang reaksi dari berbagai kalangan, baik pakar maupun industri teknologi informasi, hingga politikus yang diperkirakan akan mengambil manfaat dari program ini untuk mendongkrak popularitasnya di mata rakyat.
Sungguhlah wajar apabila sebagian kelompok merasa terusik karena harga yang lebih murah untuk jenis barang sama, tentu akan mengganggu keberadaan barang sejenis lainnya yang dijual dengan harga lebih mahal.

Kalau mungkin dianggap tabu untuk mengatakan “program bantuan ini akan ‘merusak’ pasar laptop”, beberapa kalangan sudah memprediksi bahwa karya Negroponte dan XO (perusahaan perakitnya) ini akan melemahkan penjualan laptop-laptop yang telah ada di pasaran saat ini.
Seorang peneliti senior di perusahaan riset dan konsultan teknologi informasi Gartner, Brian Gammage, dengan terus terang menyebut kemunculan OLPC ini akan diamati dengan cermat oleh para produsen personal komputer dunia sebab akan menjadi bagian dari porsi pasar yang mereka sedang sasar.
Jika tidak ada implikasi yang ditimbulkan pada kategori spesifikasi peralatan dan biaya pembuatannya, kemudian tidak ada gangguan yang ditemukan dalam jumlah produksinya, maka akan banyak konsumen yang membeli laptop ini.
“Itu merepresentasikan kanibalisasi dalam sebuah industri yang selalu dalam tekanan itu,” kata Brian kepada sebuah media Inggris.
Sebuah situasi tidak menguntungkan terbangun, di mana para pembuat PC akan terjebak dalam industri yang tidak sehat karena mereka akan terus bersaing dalam margin yang rendah.
Sebelumnya pun, persaingan ketat sudah berlangsung ketika banyak perusahaan menghadapi penjualan yang rendah dan sama-sama memilih produk portable (yang mudah dibawa ke mana-mana) dan praktis sebagai satu jalan keluar. Para produsen PC pun berlomba-lomba membuat “PC” portable alias laptop yang pasarnya tumbuh dengan sangat cepat.
Upaya produsen PC itu ternyata tidaklah cukup, karena entah sudah diprediksikan atau belum, para pembuat peralatan portable jenis lain seperti smart phone juga mengikuti langkah mereka, terlebih industri yang kedua ini jauh lebih mahir dalam membuat dan merakit komponen kecil dalam peralatan yang berukuran kecil itu.
“Perang” pernyataan untuk mempertahankan image (citra) produk yang merasa terancam pun dibangun.
Dengan alasan yang sangat realistis, general manajer di Intel, Willy Agatstein, mengatakan sangat tidak sepadan jika laptop buatan XO dan gadget sejenis keluaran Asus bersama Intel itu dibandingkan dengan laptop berbasis PC yang sudah dikembangkan HP, Dell, Sony, maupun Acer selama ini.
Laptop 100 dolar dari XO dan eee PC punya Asus adalah dua alat yang dirancang untuk suatu kegunaan yang unik yakni membantu dunia pendidikan bagi anak-anak di negara berkembang sehingga menonjolkan pertimbangan jangkauan harga dengan spesifikasi dan fungsi yang diseseuaikan (lebih terbatas).
“Tidak ada satu ukuran yang pas buat semua,” kata Willy.
Sementara Negroponte menanggapi berbagai komentar mengenai langkahnya itu mengatakan akan mengabaikan kritik-kritik mengenai proyeknya itu.


Spesifikasi
Laptop untuk program “One Laptop Per Child” ini memiliki spesifikasi yang sangat berbeda dengan laptop pada umumnya, sebagaimana dikupas oleh penggagasnya Nicholas Negroponte di internet baru-baru ini.
Untuk memastikan bahwa laptop itu sempurna sebagai peralatan yang mudah dipelihara, beberapa perlengkapan yang mudah dipasang dan dilepas sengaja tidak disertakan.
Laptop buatan XO tersebut tidak dilengkapi dengan CD maupun DVD drive. Prosesornya yang berkemampuan rendah juga tidak dilengkapi dengan kipas pendingin.
Sementara kapasitas hard drivenya adalah 1 GB, seperti umumnya digunakan kamera digital.
Pengembangan perlengkapan memory dapat dilakukan dengan memanfaatkan slot memory card yang ada di bawah layar atau dengan memasang perangkat melalui port USB (universal serial bus) yang ada di sisi kotak layar.
Mengatasi kapasitas hard drive yang hanya 1 GB ini, pengguna yang sasarannya adalah anak-anak sekolah menyimpan file ke dalam komputer server besar yang dipasang di ruang sekolah atau dengan memanfaatkan fasilitas online yang dikembangkan Google, sang mesin pencari raksasa.
Chip prosesor dalam laptop ini adalah buatan AMD yang memiliki kemampuan kecepatan hanya 433 Mhz. Sebagai perbandingan PC terbaru saat ini rata-rata memiliki prosesor berkecepatan di atas 3 Ghz.
Prosesornya juga dirancang hemat energi. Berbeda dengan prosesor komputer pada umumnya yang tetap aktif meski tidak ada aktivitas yang tampak di layar, prosesor untuk laptop ini bisa shut down sendiri dan baru aktif ketika dibutuhkan saja. Graphic card dibuat in-built (menyatu dengan komponen utama/mother board).
Perangkat wi-fi adapternya juga tetap bisa berfungsi meski prosesor utamanya sedang tidak aktif. Perangkat wi-fi yang terpasang juga mendukung wireless protocol yang digunakan di kantor-kantor dan rumah.
Salah satu bagian laptop itu yang sangat unik adalah komponen untuk power supply (suplai energi). Selain bisa memanfaatkan energi matahari melalui solar panel yang terpasang, laptop ini juga bisa disuplai energi melalui alat engkol yang didesain seperti “yo yo”, sedangkan ketika berapa di ruangan berlistrik, laptop ini hanya membutuhkan 18 Watt listrik.
Profesor Negroponte
Nicholas Negroponte adalah seorang pionir internet, autor, dan pria yang memiliki visi-visi besar dan mulia.
Sebagai pendiri dan pimpinan OCPL, sebuah organisasi non-profit, Negroponte telah bekerja keras untuk mengusahakan penggunaan komputer dalam dunia pendidikan di negara-negara miskin di dunia.
Sejak 2005 fokus dari proyek Negroponte adalah membuat sebuah laptop inovatif yang akan didistribusikan bagi anak di negara berkembang dengan biaya hanya 100 dolar.
Guru di bidang komputer asal Amerika ini telah memperoleh dua gelar arsitek profesional bidang teknologi dari the Massachusetts Institute of Technology pada 1960-an dan kemudian mendirikan MIT’s Architecture Machine Group pada 1968.
Pada tahun 1980-an, ia memimpin MIT Media Laboratory, dimana banyak teknologi yang memanfaatkan “revolusi digital” dikembangkan, termasuk komunikasi nirkabel, dan pendekatan progresif mengenai bagaimana anak belajar.
Seorang rekannya di MIT, Profesor Ken Morse, menjulukinya sebagai “seorang pemimpin yang tak pernah kenal lelah”.
Kini kerja keras dan keinginan Negroponte terwujud, keinginannya untuk memfasilitasi penggunaan perangkat teknologi tinggi di kalangan anak-anak negara miskin sudah ia buktikan.
Uruguay adalah negara pertama yang menyambut baik program laptop murahnya. Negara di Amerika Selatan ini membeli 100.000 unit laptop yang digagas Negroponte, untuk dibagikan bagi anak sekolah usia 6 hingga 12 tahun.
Selanjutnya pemerintah negara ini kemungkinan akan membeli hingga 300.000 unit untuk bisa menyediakan satu laptop per anak pada 2009.
Di Nigeria, laptop OCPL juga sudah dinikmati oleh 300 anak-anak sekolah berkat dukungan Ayo Kusamotu, seorang pengacara dan sukarelawan yang mendukung OCPL di negara Afrika itu.
Menyusul Nigeria, sedikitnya 6.500 anak sekolah di daerah Caldas, Kolumbia juga segera mendapatkan laptop ini.
Lalu kapan laptop murah tersebut bisa dinikmati anak-anak negara miskin atau berkembang di belahan dunia lain, termasuk Indonesia
Ref: http://musadiqmarhaban.wordpress.com/2008/06/04/laptop-terbaru-dari-negroponte-hanya-100/


Manfaat laptop
Kita tahu bahwa pengambangan teknologi akan terus berkambang dan juga kebutuhan manusia menuntut untuk semuanya dilakukan serba praktis dan portable, karena setiap pekerjaan tidak hanya dapat dilakukan hanya dalam satu tempat, tapi kita selalu beranggapaan dan selalu berkeinginan untuk dapat melakukan segalanya dimanapun kita berada,
Sebelum laptop ditemukan semua itu merupakan sesuatu yang kelihatannya hanya impian belaka, namun setelah laptop dikembangkan dan terus dikembangkan semua angan-angan manusia untuk dapat melakukan kegiatan bisnisnya disegala tempat akan dapat tercapai.
Apalagi setelah laptop dikembangakan dengan signifikan, semuanya akan terasa mudah, karena laptop pada era ini sudah dilengkapi berbagai macam alat telekomunikasi yang memudahkan untuk berhubungan dengan orang lain meskipun berada di tempat yang jauh letaknya.
Laptop tidak hanya bermanfaat hanya dalam dunia bisnis tapi dalm dunia pendidikan sangatlah berperan penting, contohnya saja seorang mahasiswa ketika ia ingin mengerjakan suatu tugas dan ia diharuskan untuk membawa computer, dia tidak lagi repot-repot untuk membawa sebuah PC tapi ia hanya tinggal membawa laptop saja, dansemaunya akan teratasi.

Peluang Pengembangan laptop Untuk Kedapannya
Ketika awal ditemukannya laptop, kita berpikir bahwa semuanya akan dapat terpenuhi, namun seiring dengan kebutuhan manusia yang semakin kompleks keberadaan laptop terus dikembangkan agar dapat terus mengikuti perkembangan jaman dan juga tidak ketinggalan jaman, dengan adanya ini pengembangan portable ini terus menerus dilakukan dan juga tidak kenal lelah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar